Benar-benar membekas, bagaimana Wubin menjadi
sangat sentimental ketika ia berada di Bandung, bersama rekan-rekan Bungkus! dan rekan lainnya. Berkali-kali mengatakan ia sangat senang bisa
berada di Bandung berkumpul dengan rekan-rekannya; Mbak Asih, Kang Ista, Jojo, Ng
Swanti, Edy Purnomo, Ridzki, Tandia, Usenk, Budi, Wid, Tommy, Aip, juga superstar Aji
Susanto, dan rekan-rekan lain yang namanya akan memenuhi halaman ini. Begitu
pula dengan saya yang meski tidak se-sentimental Wubin, namun saya juga
merasakan hal yang sama ketika bisa berkumpul dengan rekan-rekan hebat dari
Bandung dan kota-kota lainnya.
Kebetulan saya datang menggantikan mas Ichwan
Susanto a.k.a Boljug atas nama walking in ngalam untuk mengikuti Round Table
Discussion “Community Endorsment on Photography”, juga menyaksikan rangkaian
acara Bandung Photo Showcase. Banyak sekali hal yang saya pelajari baik dari
diskusi ataupun rangkaian acara ini. Hari pertama saya
diijinkan untuk sedikit mengintip Photo Editing Workshop dengan Zhuang Wubin
sebagai mentornya di Bale Handap, Selasar Sunaryo Art Space. Dimana di tempat
yang sama pada malam harinya ada dua rangkaian pameran, Revisiting Bandung, dan
Francoise Huguier Solo Exhibition yang dibuka pada malam harinya.
Rangkaian acara dari Bandung Photo Showcase 2015 di Selasar Sunaryo Art Space |
Zhuang Wubin dalam workshop Photo Editing |
Setelah tenaga terkuras pada hari pertama
ditambah dengan lanturan obrolan malam di teras rumah Mbak Asih dan Kang Ista, pada
hari berikutnya saya, Ng Swanti (Panna Foto Institute), Tandia (Bungkus!), Mbak
Arum (Kami Punya Cerita), Budi (Kelas Pagi Yogya), dan Aji (Srawung PF)
berdiskusi tentang pergerakan komunitas fotografi di kota masing-masing dengan
Wubin sebagai moderator. Ini pertama kali saya harus mempresentasikan tentang
peran walking in ngalam dalam pergerakan fotografi di Malang.
Ternyata saya
sadari tentang sebuah regenerasi komunitas foto di Malang, bahwa secara tidak
langsung kami lahir dari warisan spirit yang ditularkan oleh Mamipo (Malang
Meeting Point) yang dulunya diinisiasi oleh Ng Swanti, Edy Purnomo, dan Deny
Salman. Saya sendiri yang hanya bersinggungan sebentar dengan Mamipo, dan kemudian
belajar pada Ichwan Susanto, Muhammad Iqbal, dan Andi Brata yang merupakan
jebolan dari program “Malang Sekarang” (MS 09 dan MS 10) yang diinisiasi oleh
Mamipo. Ng Swanti juga menyemangati saya bahwa ia begitu senang walaupun Mamipo
sudah berhenti, namun munculnya pergerakan komunitas fotografi baru yang lebih
terfokus dapat menjadi oase di tengah
kehausan akan pergerakan fotografi di Malang.
Pameran Usenk dan George di Lawang Wangi Art Space juga di tempat yang sama digelar Round Table Discussion |
Sesaat sebelum Round Table Discussion |
Tentunya tak banyak yang bisa saya bicarakan
mengingat bahwa saya tidak lagi ada di Malang sehingga hanya mampu menyumbang
ide dan pikiran tanpa bisa menyaksikan langsung pergerakan rekan-rekan walking
in ngalam. Namun banyak hal yang memang harus dicatat, bercermin dari komunitas
lain seperti Bungkus!, Kelas Pagi, Panna Foto, Kami Punya Cerita, dan Srawung
PF yang telah berproses dengan konsistensi dan pergerakan yang luar biasa
hingga saat ini. Bandung Photo Showcase merupakan acara yang luar biasa oleh
rekan-rekan Bandung. Walking in ngalam memang sementara ini masih bergerak
disitu-situ saja, dengan program-program kecil yang masih harus dikembangkan
lebih lanjut. Menyaksikan Bungkus! yang begitu konsisten dan luar biasa menjadi
sebuah tamparan bagi saya akan sebuah pergerakan komunitas di bidang fotografi.
Setelah santap siang dan menyelesaikan Round Table Discussion, yang sebenarnya belum juga tuntas dan menjadi PR bagi masing-masing partisipan, saya menyempatkan diri menengok pameran Bungkus! Revisited di URBANE. Selain menampilkan gambaran perjalanan komunitas yang dibentuk tahun 2013 lalu, pameran ini juga menampilkan karya-karya anggota bungkus yang sudah dipublikasikan baik melalui zine Bungkus! ataupun yang hadir di media internasional seperti seri foto "While You were Sleeping" karya Oka Riadi feat Gyaista Sampurno. Ini adalah salah satu karya yang saya anggap menarik karena disamping merupakan kolaborasi antara dua orang fotografer, tapi saya lebih melihat pada sisi keterlibatan diantara dua orang tersebut yang boleh saya sebut antara senior dan junior di Bungkus! paling tidak dengan project ini dua-duanya berhasil berbagi interpretasi visual keduanya, and it works!
Bungkus! Revisited |
Open Studio : KOMVNI di CMNK Gallery |
Sayang sekali tidak bisa mengikuti rangkaian acara Bandung Photo Showcase sampai akhir. Catatan kecil ini hanya sebagian dari catatan
besar yang patut saya sampaikan kepada diri sendiri, dan tentunya rekan-rekan
walking in ngalam tentang Bandung dengan komunitasnya yang luar biasa. Bungkus!
telah mengingatkan pada kita untuk terus berprogres, entah pelan tapi pasti,
atau cepat dan hebat. Meskipun akan ada lebih banyak catatan khusus yang akan
saya sampaikan langsung ke rekan-rekan, akan
sedikit saya bocorkan disini bahwa walking in ngalam akan dan telah menjalankan
program-program selanjutnya yang walaupun masih bersifat lokal di Malang. Semoga
ini menjadi langkah selanjutnya untuk berkembang menjadi sehebat Bungkus!
sehebat rekan-rekan Bandung. Dan semoga dengan adanya catatan ini menjadi
pengingat bagi kami, bahwa kami belum lagi menjadi apa-apa, semoga juga dengan
adanya catatan ini akan menjadi sebuah pengingat akan hutang rencana-rencana
kami. Bolehlah terus ditagih!
Terimakasih
rekan-rekan atas kesempatan, pertemuan, dan ngobrol-ngobrolnya!
Terimakasih
Bandung, Terimakasih Bungkus!
Arif
Furqan, 10 Maret 2015